Menu

Mode Gelap

Culture · 20 Jun 2024 08:00 WIB ·

Keunikan dan Misteri di Balik Japanese Serow, Kambing Hutan Jepang


					Keunikan dan Misteri di Balik Japanese Serow, Kambing Hutan Jepang Perbesar

ryokotomo.com – Kambing hutan Jepang atau yang dikenal dengan nama Japanese serow adalah spesies unik di hutan-hutan lebat Jepang. Hewan ini termasuk dalam famili Bovidae, genus Capricornis dengan nama ilmiah Capricornis crispus. Mereka memiliki panjang tubuh yang bisa mencapai 1,3 meter dan tinggi antara 70 hingga 85 sentimeter, serta berat sekitar 30 hingga 45 kilogram. Penampilannya yang mencolok membuatnya mudah dikenali dengan bulu keputihan di sekitar leher dan tubuh yang berwarna hitam serta bintik putih atau cokelat gelap. Warna bulunya cenderung lebih cerah saat musim panas dan mereka juga memiliki tiga kelenjar kulit yang khas.

Kambing hutan Jepang tersebar di tiga pulau utama Jepang, yaitu Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Mereka umumnya menghuni hutan gugur beriklim sedang, namun juga dapat ditemukan di hutan berdaun lebar, padang rumput alpine, dan perkebunan konifera. Uniknya, hewan ini tidak bermigrasi dan lebih memilih tinggal di padang rumput serta hutan terbuka.

Serow Jepang biasanya hidup menyendiri, meskipun kadang ditemukan dalam pasangan atau kelompok keluarga kecil. Mereka lebih aktif pada waktu fajar dan senja. Kambing hutan ini sangat teritorial, menandai wilayahnya dengan kelenjar aroma di sekitar mata. Ketika kambing dewasa dengan jenis kelamin yang sama bertemu, sering terjadi agresi yang bisa berujung pada pertarungan yang berpotensi fatal.

Untuk bertahan hidup di alam liar, kambing hutan Jepang dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, dan penciuman yang sangat tajam. Mereka mampu mendeteksi pergerakan dari jarak jauh dan melihat dengan jelas bahkan dalam kondisi pencahayaan rendah.

Meskipun terlihat seperti rusa atau kambing, kambing hutan Jepang sebenarnya berada dalam genus Capricornis, yang lebih mirip dengan antelop. Nama ‘kamoshika’ dalam bahasa Jepang dulunya merujuk pada rusa, namun kini lebih berarti antelop atau domba.

Hewan ini dapat hidup hingga 20 hingga 22 tahun. Mereka mulai membangun wilayah sendiri pada usia 2 hingga 4 tahun dan menghabiskan sebagian besar hidup di wilayahnya. Memiliki wilayah sendiri sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka, karena meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Serow Jepang dikenal setia pada pasangannya, membentuk ikatan monogami yang bertahan seumur hidup. Musim kawin terjadi setahun sekali antara September dan Januari, dan betina melahirkan satu bayi setelah masa kehamilan sekitar 210 hingga 220 hari. Bayi tersebut akan tetap bersama induknya selama satu atau dua tahun sebelum membangun wilayahnya sendiri.

Di Jepang, kambing hutan ini memiliki banyak nama unik dan sering dianggap aneh atau tidak normal, bahkan dianggap sebagai hewan hantu karena habitatnya di pedalaman hutan. Meskipun demikian, populasinya stabil dan diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN. Meskipun banyak yang menganggapnya aneh, keberadaan kambing hutan Jepang tetap menjadi bagian yang menarik dari keanekaragaman hayati Jepang.

Untuk Informasi Unik dan Travel Jepang, selalu buka ryokotomo.com
Ikuti kami di Facebook, Twitter dan Instagram @ryokotomoid
Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Etika Naik Kereta di Jepang. Panduan Sopan Santun di Tanah Sakura

30 July 2024 - 08:00 WIB

etika

Inari Jinja, Menyibak Misteri Rubah dan Kuil Inari yang Menawan

29 July 2024 - 08:00 WIB

inari jinja

Panduan Santai untuk Menikmati Kabuki di Kabukiza, Ginza

2 July 2024 - 08:00 WIB

kabuki

Era Baru Kapal Kangei Maru Jepang Meneguhkan Tradisi Perburuan Paus Kontroversial

25 June 2024 - 08:00 WIB

tradisi perburuan paus

Mengelola Sampah di Jepang Jadi Tantangan dan Solusi untuk Wisatawan

23 June 2024 - 08:00 WIB

mengelola sampah

Deretan Culture Shock yang Membuat Heran Saat Liburan ke Jepang

31 May 2024 - 17:42 WIB

culture shock
Trending di Culture