ryokotomo.com – Jika kamu penggemar sushi atau sashimi, pasti sudah tidak asing lagi dengan gari, acar jahe yang sering disajikan sebagai pendamping hidangan ini. Gari acar jahe memiliki rasa pedas khas jahe yang berpadu dengan cuka manis dan asam, menciptakan sensasi segar dan khas di mulut.
Gari dibuat dari jahe muda yang memiliki rasa lebih ringan dan tekstur lebih lembut dibandingkan jahe biasa. Jahe muda dipilih karena ujungnya yang berwarna merah muda, memberikan gari warna merah jambu alami. Jahe muda ini direndam dalam air garam dan cuka manis, menghasilkan lembaran jahe yang halus, transparan, dan beraroma segar.
Fungsi utama gari acar jahe adalah sebagai palate cleanser yang membantu membersihkan rasa di mulut antara suapan sushi atau sashimi. Hal ini memungkinkan penikmat sushi menikmati setiap potongan dengan lebih baik. Selain itu, gari juga bisa digunakan sebagai bumbu, dicampur dengan nasi sushi, atau disajikan di dalam aburaage untuk menambah kesegaran dan keseimbangan pada setiap hidangan.
Sejarah gari acar jahe ini cukup panjang, konon telah menjadi pendamping sushi sejak zaman Edo (1603-1867). Nama “gari” sendiri diambil dari bunyi renyah atau suara pisau yang mengiris tipis jahe. Selain sebagai palate cleanser, gari memiliki fungsi lain dalam tradisi makan sushi. Pada masa lalu, sushi dianggap sebagai makanan cepat saji di Jepang, dan sering dimakan langsung dengan tangan. Gari yang basah membantu membasahi tangan agar nasi sushi tidak menempel, membuat makan sushi lebih nyaman.
Gari juga membantu dalam proses makan battleship sushi, agar lebih mudah dicelupkan ke kecap asin tanpa menjatuhkan toppingnya. Di restoran sushi, kamu bisa meminta ekstra gari untuk menambah kenikmatan makan sushi atau sashimi. Rasa pedas dan segar dari gari menambah dimensi rasa, membuat pengalaman makan sushi semakin menyenangkan.
Untuk Informasi Unik dan Travel Jepang, selalu buka ryokotomo.comIkuti kami di Facebook, Twitter dan Instagram @ryokotomoid