ryokotomo.com – Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka menjadi sorotan dunia dengan mengusung tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”. Tema ini bukan sekadar konsep visual, melainkan representasi mendalam dari filosofi Indonesia dalam membangun masa depan berkelanjutan.
Dengan lebih dari 3,5 juta pengunjung sejak dibuka pada 13 April hingga 13 Oktober 2025, paviliun ini membuktikan bahwa harmoni antara alam, budaya, dan teknologi adalah kunci kemajuan yang berkelanjutan. Berikut keunikan yang membuat tema ini begitu istimewa dan menarik perhatian dunia.
1. Berakar pada Filosofi Tri Hita Karana yang Sakral
Tema “Thriving in Harmony” bukan lahir dari konsep modern, melainkan berakar pada Tri Hita Karana, filosofi suci dari Bali yang telah berusia ratusan tahun. Filosofi ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta.
Ketiga elemen ini menjadi fondasi utama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Di sini, kesejahteraan tidak hanya diukur dari kemajuan ekonomi, tetapi juga dari keharmonisan spiritual dan pelestarian lingkungan.
Penerapan filosofi pada Paviliun Indonesia sangat nyata dan dapat kamu rasakan di setiap sudut ruangan. Pemilihan materialnya ramah lingkungan. Contohnya seperti kayu Plana yang terbuat dari 60% limbah sekam padi, 30% plastik daur ulang, dan 10% bahan tambahan, hingga sistem pencahayaan hemat energi. Semua elemen ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan. Hal itu sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana yang menekankan tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, dan bumi.
2. Tiga Pilar yang Saling Menguatkan: Nature, Culture, Future
Keunikan utama tema ini terletak pada integrasi harmonis antara tiga pilar: Nature (Alam), Culture (Budaya), dan Future (Masa Depan). Paviliun seluas 1.750 meter persegi ini dibagi menjadi tiga zona tematik yang masing-masing menawarkan pengalaman multisensorik unik. Zona Nature menghadirkan hutan tropis mini lengkap dengan efek kabut, kelembapan alami, dan suara atmosferik yang membuatmu seolah berada di tengah hutan Indonesia. Di sini, karya seni dari seniman ternama seperti Nyoman Nuarta dan Nasirun dipajang dengan QR code. Hal itu memungkinkanmu mendalami cerita di balik setiap karya.
Zona Culture menampilkan kekayaan 1.300 kelompok etnis Indonesia melalui pameran topeng tradisional, senjata daerah, batik, tenun, dan pertunjukan seni. Sementara Zona Future menghadirkan instalasi digital interaktif dan model ibu kota baru Nusantara. Ketiga zona ini tidak berdiri sendiri, melainkan terhubung secara naratif dan visual, sehingga menciptakan perjalanan tematik yang mengalir.
3. Arsitektur Kapal sebagai Simbol Perjalanan Berkelanjutan
Desain arsitektur Paviliun Indonesia yang menyerupai kapal megah atau “Perahu Nusa” bukan hanya estetika semata. Bentuk ini melambangkan warisan maritim Indonesia sebagai bangsa kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau. Bagian itu sekaligus menjadi simbol perjalanan bangsa menuju masa depan yang berkelanjutan. Kapal yang menjulang tinggi ini merepresentasikan optimisme, visi, dan ketahanan Indonesia dalam mengarungi tantangan global.
Struktur kapal yang tinggi dan megah ini mencerminkan prinsip keseimbangan dan stabilitas. Nilai inti dalam desain kapal tradisional yang diterjemahkan ke dalam lingkungan binaan modern. Dengan sistem ventilasi terbuka, paviliun ini mengurangi konsumsi energi sekaligus memperkuat pesan harmoni dengan alam. Setiap pengunjung yang memasuki paviliun akan merasakan atmosfer hangat dan ramah.
4. Maskot TumTum: Personifikasi Harmoni yang Menggemaskan
Untuk memperkuat pesan tema “Thriving in Harmony”, Paviliun Indonesia menghadirkan maskot unik bernama TumTum. Maskot ini terdiri dari tiga karakter: Tumala (merepresentasikan Nature), Tumbaya (merepresentasikan Culture), dan Tumasa (merepresentasikan Future). Ketiga maskot ini terinspirasi dari motif batik Truntum, pola tradisional yang melambangkan cinta, ketahanan, dan pembaruan. Desain yang penuh warna dan ramah anak ini memberikan cara menyenangkan bagi pengunjung untuk terhubung dengan tema mendalam paviliun.
TumTum bukan sekadar hiburan visual, melainkan representasi filosofis dari keterkaitan erat antara alam, budaya, dan masa depan. Ketiga karakter ini saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Sama seperti tiga pilar dalam tema paviliun yang harus berjalan beriringan untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera dan harmonis.
Melalui Paviliun Indonesia, pengunjung dapat memahami konsep keberlanjutan dengan cara yang sederhana namun bermakna. Hal itu menjadikan edukasi tentang harmoni sebagai pengalaman yang menyenangkan dan mudah diingat.
Untuk Informasi Unik dan Travel Jepang, selalu buka ryokotomo.comIkuti kami di Facebook, Twitter dan Instagram @ryokotomoid